SIAPA BILANG SANTRI ITU ENDESO DAN KAMPUNGAN



Bersama Mr. Michael dari United State Army di Markas Yonif 310 Cikembar


Hallo Sahabat-Sahabat Santri Nusantara...

Pernah nggak sihh ngelihat santri diremehin ? Sebenarnya, siapa sihh santri itu ?

Santri adalah istilah yang umumnya diperuntukkan bagi mereka yang menuntut ilmu di sebuah pesantren, yang mana mereka sering di pandang sebelah mata, artinya mereka sering disebut sebagai orang-orang yang ketinggalan zaman, kuper, cupu dan mereka juga sering dinilai hanya pandai dalam ilmu-ilmu yang bernilai keagamaan semata. Banyak yang menilai bahwa santri itu tidak faham dengan ilmu-ilmu kemajuan teknologi, tidak mampu bergaul dengan Dunia Internasional melalui Bahasa Inggris & Arab, lemah dalam fisik karena sibuk hanya dengan kitabnya, dan pada akhirnya banyak yang menilai bahwa santri itu hanya faham dengan ilmu-ilmu keagamaan, padahal semua itu tidaklah benar dan pada kenyataannya banyak santri yang mampu Berbahasa Inggris, Bahasa Arab, menguasai Teknologi Informasi, dan Ilmu Pengetahuan Teknologi lainnya serta kuat dalam fisiknya melalui latihan bela diri atau yang biasa dikenal di daerah sunda dengan istilah Silat.

Selain itu, para santri juga seringkali distigmatisasi ndesoo dan kampungan oleh para pemuda-pemuda masa kini atau yang dikenal dengan para generasi millenial. Karena pada kenyataannya, sebagian dari santri memang enggan mempelajari bahasa inggris sebagai bahasa pergaulan internasional dan mengklasifikasikan ilmu kedalam bagian-bagian tertentu secara dikotomis (pemisahan antara ilmu agama & non agama) sehingga kepandaiannya terbatasi oleh pembagian ilmu secara dikotomis tersebut. 


Apakah kalian termasuk santri yang enggan belajar Bahasa Internasional ?

Ketahuilah sahabat-sahabat sekalian... DR. Syekh Yusuf Al-Qardlawi yang merupakan salah satu ulama’ internasional, menolak pembagian ilmu secara dikotomis (pemisahan antara ilmu agama & non agama). Semua ilmu bisa Islami dan bisa tidak, tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut DR. Syekh Yusuf Al-Qardlawi telah menghambat kemajuan umat Islam itu sendiri. Sebab menurut beliau, peradaban bisa melesat maju jika peradaban tersebut bisa menyerap sisi-sisi positif dari peradaban yang lebih maju dengan tanpa meninggalkan akar-akar pembangunan peradaban yang dianjurkan Islam. DR.Syekh Yusuf Al-Qardhawi menganggap, kemajuan peradaban manapun tergatung pada manusianya itu sendiri. Termasuk tentunya semangat untuk memajukan peradaban Islam dan mengusahakannya untuk memimpin peradaban dunia yang kehilangan roh kemanusiaannya.

الْمُحَافَظَةُ عَلَى الْقَدِيْمِ الصَّالِحِ وَالْاَخْذُ بِالْجَدِيْدِ الْاَصْلَحِ


"Menjaga perkara-perkara lama yang baik
dan mengambil perkara-perkara baru yang lebih baik"

Siapkah anda menjadi bagian dari santri yang membantu kemajuan Negara ?

Tujuan pendidikan Islam (dalam hal ini pesantren yang melahirkan para santri). Pada dasarnya adalah mengantarkan peserta didik menjadi manusia pada tingkat yang sempurna, dengan cara menumbuh kembangkan potensinya, bakatnya, nalurinya dan tidak sedikitpun keluar dari koridor agama tentunya. Setiap individu mempunyai bakat tersendiri dalam dirinya masing-masing, bakat tersebut muncul secara lahiriyah dan perlu adanya pengembangan agar bisa menjadi kemampuan hebat yang bermanfaat untuk kemajuan Agama, Negara bahkan Dunia. 

Lain daripada itu, Santri mempunyai kelebihan jauh melampaui kemampuan para siswa non pesantren pada umumnya. Karena pendidikan kedisiplinan, tanggung jawab, kesungguhan, akhlakul karimah yang ditanamkan oleh pesantren benar-benar telah melekat dan menjadi bagian dari jalan hidup para santri setelah mondok.  Serta merupakan usahanya para Ulama (pengasuh-pengasuh pesantren) dan Umaro (pejabat-pejabat pemerintah) dalam membangun sebuah Negara yang berjalan pada jalur Agama yang benar. Karena dengan tegaknya Agama dalam sebuah Negara, akan terwujudlah suatu Negara yang aman, sejahtera, tentram dan juga harmonis.

Di zaman millenial ini, hampir semua pesantren dan juga pemerintah bersama-sama membangaun sebuah program pendidikan yang bisa menghantarkan serta melahirkan generasi-generasi rabbani penuh kreasi, artinya santri yang bisa terjun dibidang dakwah keagamaan maupun pemerintahan dan juga sosialisasi yang bersifat Internasional. Hal ini merupakan upaya para pengasuh pesantren dan pemerintah didalam membangun sebuah negara yang berlandaskan Agama. 

Ketahuilah sahabat-sahabat sekalian !!!

Banyak para tokoh-tokoh besar yang terlahir dari pesantren-pesantren nusantara, dan perannya sangat dibutuhkan oleh Negara. Seperti halnya; DR.KH.Muhammad Fajar Laksana,SE,CQM,MM (Tokoh Masyarakat Sukabumi yang menjadi pusat konsultasi seluruh Pejabat Pemerintah Kota dan Kabupaten Sukabumi), Prof.DR.Mohammad Mahfudz MD, (Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Ke-2 Periode 2008-2013), Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama Republik Indonesia), dan lain-lain. Beliau-beliau ini adalah alumni-alumni pesantren (para santri di zamannya dahulu) yang telah benar-benar memberikan kontribusi yang membangun dalam perkembangan dan kemajuan Negara. Maka dengan harapan jebolan-jebolan pesantren yang lainnya juga mampu memberikan kontribusi positif untuk kemajuan negara kedepannya.


<//SANTRI UNTUK NEGERI//>

Labels: